Selasa, 25 April 2023

MODUL 3.1.  KONEKSI ANTAR MATERI

Dwi Hartanti, S.T., M.Pd.


  • Bagaimana filosofi Ki Hajar Dewantara dengan Pratap Triloka memiliki kaitan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin?

Filosofi Ki Hajar Dewantara, Pratap Triloka terdiri dari tiga semboyan yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, Tut Wuri Handayani. Semboyan tersebut memiliki arti di depan memberi teladan, di tengah memberi motivasi dan di belakang memberikan dukungan. Pratap Triloka apabila dikaitkan dengan penerapan pengambilan keputusan sebagai seorang pemimpin adalah ketika kita dihadapkan pada situasi dilema etika dalam mengambil sebuah keputusan berdasarkan 3 unsur yaitu berpihak pada murid, bertanggung jawab, serta berdasarkan nilai-nilai kebajikan universal yang mengandung nilai teladan yang bisa diteladani oleh siswa, serta memberikan motivasi dan dukungan bagi siswa untuk ke depannya semakin berkembang.

  • Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Nilai- nilai yang tertanam dalam diri kita sangat berpengaruh pada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan. Dengan nilai-nilai reflektif, kritis, dan terbuka membantu kita dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan yang berkaitan dengan situasi dilema etika.

Dalam pengambilan suatu keputusan seyogyanya diselesaikan dengan langkah-langkah sesuai dengan 9 langkah pengujian untuk menghasilkan keputusan terbaik yang memuat nilai kebajikan. Dalam hal ini kolaboratif sangat diperlukan sebagai pertimbangan terkait dengan keputusan yang akan diambil. Dan keputusan yang dibuat apabila terkait situasi yang dihadapkan dengan murid mengutamakan kepentingan murid dalam arti berpihak pada murid. Segala keputusan yang dihasilkan benar-benar diuji dengan 4 paradigma, 3 prinsip pengambilan keputusan dan 9 langkah pengujian.

  • Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator khususnya dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil sangat memberikan manfaat yang berarti bagi saya. Bimbingan yang diberikan memberikan arahan kepada kami sebagai pemimpin pembelajaran untuk semakin mantap dalam melakukan setiap proses pengujian pengambilan keputusan. Sehingga dengan melakukan proses 9 langkah pengujian, pengambilan keputusan menjadi efektif dan keputusan yang diambil benar-benar mengandung nilai kebajikan dan berpihak pada murid.

  • Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika. Dalam mengambil suatu keputusan diperlukan suatu kondisi dimana guru harus mampu mengelola emosi, berpikir yang jernih, yang tenang, tanpa amarah sehingga keputusan yang akan dihasilkan benar-benar efektif dan objektif.

  • Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik. Dalam hal ini kami dilatih dihadapkan pada situasi yang berkaitan dengan moral dan etika. Ketika dihadapkan dengan masalah moral dan etika kita harus hati-hati dalam membuat suatu keputusan yaitu dengan mempertimbangkan banyak hal, salah satunya adalah mengedepankan nilai yang kita miliki seperti reflektif, kritis, dan terbuka sehingga dengan nilai-nilai tersebut membantu kita dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan yang berkaitan dengan situasi dilema etika.

Dengan menggunakan nilai yang kita miliki, ketika kita dihadapkan pada situasi benar vs salah, maupun benar vs benar, kita benar-benar mempertimbangkan setiap keputusan yang akan kita ambil.

  • Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Keputusan yang tepat selalu mengandung nilai kebajikan universal yang bermanfaat bagi semuanya dan otomatis akan berdampak pada lingkungan sehingga terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman..

  • Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan sejauh ini yaitu adanya perbedaaan sudut pandang pemikiran antar individu dan dibutuhkannya support dari semua warga sekolah. Semua ini menurut saya ada kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan sekolah.

  • Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Pengambilan keputusan yang kita ambil berpengaruh dengan proses pengajaran yang memerdekakan murid-murid. Setiap keputusan yang memerdekakan murid, pada dasarnya selalu mengutamakan kebutuhan murid. Sehingga setiap keputusan yang dilakukan khususnya pada proses pembelajaran memberikan makna yang berharga bagi murid-murid.

Dalam setiap keputusan pembelajaran, selalu kita sesuaikan dengan kebutuhan belajar siswa, yang disesuaikan dengan potensi murid yang berbeda-beda.

  • Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Setiap keputusan yang diambil harus dengan penuh kehati-hatian dan dengan pertimbangan matang yang disesuaikan dengan kebutuhan belajar murid, karena dengan keputusan yang sesuai dengan kebutuhan belajar murid yang berbeda-beda, akan berdampak pada pengembangan potensi murid yang berbeda-beda. Potensi dari masing-masing murid sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya, akan berkembang secara optimal.

  • Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

    • Ajaran Ki Hajar Dewantara, yaitu berpihak pada murid sebagai pegangan dalam pengambilan keputusan yang dihadapkan pada situasi/masalah dengan siswa.

    • Nilai-nilai yang dimiliki oleh guru, yaitu reflektif, kritis, dan terbuka diperlukan dalam dalam menganalisis nilai-nilai kebajikan yang terkandung dalam sebuah pengambilan keputusan yang berkaitan dengan situasi dilema etika.

    • Keterampilan coaching akan membantu dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan untuk memprediksi hasil, dan melihat berbagai opsi sehingga dapat mengambil keputusan baik.

    • Diperlukan kompetensi kesadaran diri (self awareness), pengelolaan diri (self management), kesadaran sosial (social awareness) dan keterampilan berhubungan sosial (relationship skills) untuk mengambil keputusan.

    • Diharapkan proses pengambilan keputusan dapat dilakukan secara sadar penuh (mindfull), sadar dengan berbagai pilihan dan konsekuensi yang ada.

  • Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Sejauh ini pemahaman saya terkait dengan konsep-konsep pengambilan keputusan yang dipelajari pada modul 3.1 ini berkembang dengan baik. Dari yang awalnya kurang paham, saat ini menjadi lebih paham. Hal-hal yang menurut saya di luar dugaan adalah terkait dengan proses pengambilan keputusan dimana harus memperhatikan dan berpedoaman pada 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Semua proses itu harus dipenuhi dengan penuh kehati-hatian dan penuh pertimbangan. Dalam hal ini tujuan ke depannya adalah dimana setiap keputusan yang diambil akan memberikan manfaat baik bagi sekitarnya dan tidak akan ada yang merasa dirugikan.

  • Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini, saya pernah menerapkan pengambilan keputusan dalam situasi moral dilema yaitu pada saat dihadapkan dengan situasi yang ada kaitannya dengan proses PPDB. Situasi yang harus saya hadapi saat itu pengambilan keputusan yang dilakukan belum menggunakan prinsip dan paradigma pengambilan keputusan, serta 9 langkah pengujian.

  • Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep ini bagi saya luar biasa dan perubahan yang terjadi pada diri saya dalam mengambil suatu keputusan sudah mulai nampak. Sebelum mempelajari materi ini, setiap dihadapkan dengan situasi/masalah, keputusan yang saya ambil tanpa menggunakan prinsip dan paradigma pengambilan keputusan dan tanpa menggunakan 9 langkah pengujian. Diharapkan saat ini setelah mengikuti pembelajaran pada modul ini, ketika dihadapkan dengan situasi/permasalahan, keputusan yang saya ambil benar-benar melalui prosedur yang benar yaitu menggunakan 4 paradigma, 3 prinsip dan 9 langkah pengujian.

  • Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Materi pada modul ini sangat penting bagi saya. Dengan mempelajari materi ini saya menjadi paham pentingnya konsep pengambilan keputusan berbasis nilai-nilai kebajikan sebagai seorang pemimpin dalam sekolah sebagai institusi moral.

Semoga proses pembelajaran pada konsep ini dapat mengantarkan saya menjadi seorang pemimpin yang lebih baik, berkualitas, dan mandiri. Semoga ilmu yang saya dapatkan kelak bermanfaat untuk diri sendiri, dan tentu untuk orang banyak, terutama di lingkungan sekitar.

Rabu, 07 September 2022

FASILITASI TIK DENGAN METODE ASISTENSI DALAM PEMBELAJARAN OFFICE 365

                                                  

Bimbingan TIK dalam program Fasilitasi TIK merupakan kegiatan memfasilitasi guru dan tenaga kependidikan dalam pemanfaatan TIK untuk mendukung pembelajaran dan implementasi sistem informasi manajemen sekolah.Tujuan dari fasilitasi TIK untuk meningkatkan kompetensi guru dan tenaga kependidikan dalam memberikan pelayanan kepada peserta didik.

Program fasilitasi TIK di SMA Negeri 1 Klaten berupa kegiatan workshop/IHT, pendampingan kelompok dan konsultasi individual yang termuat dalam program sekolah. Salah satu program fasilitasi TIK di SMA Negeri 1 Klaten adalah pendampingan terhadap guru dalam mempelajari beberapa aplikasi yang mendukung  proses pembelajaran. Saat ini guru harus melek teknologi. Profesi guru merupakan satu bentuk pelayanan kemanusiaan (human service profession) yang penuh tantangan (Maslach & Jackson, 1986)

Salah satu pembelajaran yang menjadi fokus fasilitasi TIK bagi guru adalah pembelajaran Office 365. Adapun metode yang digunakan adalah metode asistensi dimana dilakukan dengan perekrutan salah satu atau beberapa guru guna memberikan pengajaran kepada guru lainInti dari metode asistensi ini adalah pembelajaran yang pelaksanaannya dengan membagi kelas dalam kelompok-kelompok kecil, dimana sumber belajarnya bukan hanya dari pembimbing melainkan juga teman sendiri. Memberdayakan salah satu anggota kelas yang memiliki daya serap yang tinggi dari kelompok anggota kelas itu sendiri untuk menjadi tutor bagi teman-temannya, dimana anggota kelas yang menjadi asisten bertugas untuk memberikan materi belajar dan latihan kepada teman-temannya yang belum paham terhadap materi/latihan yang diberikan pembimbing utama yaitu guru bimbingan TIK.

Pembelajaran Office 365 diawali dengan memberikan pelatihan kepada beberapa guru yang dianggap mampu dan memiliki daya serap tinggi terkait dengan materi yang akan diberikan. Selanjutnya guru-guru terpilih ini nantinya akan menularkan ilmu pelatihan yang sudah didapatkan kepada teman yang lain yang belum mendapatkan pelatihan. Dalam pelatihan awal Office 365 ada 15 guru yang ditunjuk sebagai pendamping temannya, dimana 1 guru terpilih wajib mendampingi 2-3 guru yang lain yang belum memperoleh pelatihan Office 365. Pendampingan dalam pelatihan ini dimulai dari awal yaitu mengenal bagian dari Office 365 sampai dengan implementasi Office 365 sebagai media pembelajaran.

Office 365 merupakan salah satu media pembelajaran jarak jauh, dimana sangat memungkinkan untuk dibangun ruang kelas yang kolaboratif. Ada beberapa materi yang dipelajari dalam pembelajaran Office 365, antara lain: 1)Microsoft Teams, 2)One Drive, dan 3)Sway.

Materi pertama terkait Microsoft Teams, merupakan salah satu bagian dari Office 365 yang digunakan untuk membangun sebuah kelompok komunitas atau kelas sehingga memudahkan dalam berkomunikasi dengan teman atau anggota komunitas di mana saja dan kapan saja dengan cepat, andal, dan aman. Adapun komunikasi yang bisa dilakukan dapat melalui OneDrive, Teams, Skype, dan aplikasi lainnya

Selanjutnya materi kedua adalah One Drive, merupakan layanan storage berbasis cloud computing yang memungkinkan pengguna dapat menyimpan data dengan aman, tidak mudah rusak atau hilang. Materi yang terakhir adalah Sway, merupakan salah satu aplikasi yang terintegrasi dengan halaman web yang digunakan untuk membuat buletin, presentasi dan dokumentasi yang menarik secara visual dengan sentuhan gaya sesuai dengan selera kita.

Semua tahapan dalam pembelajaran Office 365 dilakukan secara asistensi, semua berjalan lancar dan semua guru lebih fokus dalam mempelajari Office 365. Melalui metode asistensi ini, pembelajaran Office 365 di SMA Negeri 1 Klaten dapat diterima baik oleh guru. Guru lebih nyaman dan percaya diri dalam mengenal dan mempelajari Office 365, sehingga diharapkan semua ini dapat meningkatkan pengetahuan guru khususnya dalam hal penerapan IT dalam pembelajaran.

 

 

Bijak Dalam Bermedsos

 


    Saat ini istilah Medsos sudah tidak asing lagi di telinga kita. Medsos, biasa disebut sebagai Media Sosial. Penggunaan Media Sosial saat ini sedang mewabah. Dari kalangan anak-anak hingga dewasa sudah tidak asing dengan Media Sosial. Tidak jarang mereka memiliki tidak hanya satu atau dua akun, tetapi bisa jadi lebih. Dari Facebook, Twitter, Histagram, WhatsApp, BBM dan masih banyak lagi. Banyak orang yang beranggapan bahwa seseorang yang saat ini tidak mengenal Media Sosial dianggap kuno atau ketinggalan. 
        Indonesia merupakan salah satu negara yang penduduknya sangat aktif dalam mengunakan Media Sosial. Bahkan saat ini bisa dibilang Media Sosial merupakan salah satu gaya hidup masyarakat Indonesia. Sebagian dari masyarakat saat ini lebih disibukkan dengan Media Sosial dibanding bersosialisasi dengan lingkungan sekitar secara langsung. Seringkali dijumpai banyak masyarakat yang kurang bijak dalam menggunakan SosMed.
      Ada banyak kasus-kasus muncul di Media Sosial. Kejadian akhir-akhir ini, timbulnya pro dan kontra di mana ditemukan fenomena-fenomena yang tidak selalu benar diekspos di Media Sosial. Yang selanjutnya akan memunculkan perdebatan yang akan terus berlanjut dan tidak akan selesai. Semua ini akan berdampak timbulnya keresahan di masyarakat. Media Sosial saat ini jadi ajang pertempuran konflik politik, sosial dan agama oleh orang dari berbagai kalangan. Terkadang orang lupa pada tujuan utama menggunakan Media Sosial. Yang seharusnya Media Sosial bisa digunakan sebagai alat komunikasi, sumber pengetahuan dan bahkan bisa berperan sebagai media penghibur seringkali saat ini malah beralih fungsi. Pemecah belah persatuan. Banyak orang yang melakukan penyimpangan dalam menggunakan Media Sosial. Kekuatan Media Sosial sering kali dimanfaatkan oleh sekelompok orang untuk memuat konten-konten yang bisa memecah belah persatuan. Bisa dikatakan, Media Sosial saat ini merupakan salah satu bumerang penyebab terjadinya perpecahan baik dalam keluarga, masyarakat bahkan negara.
      Yang sangat terlihat jelas dan kita temui akhir-akhir ini, Media Sosial digunakan sebagai ajang kampanye. Tujuannya untuk mempengaruhi atau menggerakkan orang-orang agar memilih pemimpin mereka. Informasi yang disebarkan bukanlah informasi yang baik, tapi sebagian besar adalah informasi yang berusaha menjatuhkan lawannya yang seringkali merujuk pada pelanggaran terhadap HAM dan SARA. Contoh lain yang sangat familiar saat ini adalah terorisme. Seringkali masyarakat ikut menyebarkan info radikalisme yang dampaknya tanpa mereka sadari bisa memecah persatuan bangsa dan negara.
        Media Sosial sering kali digunakan untuk mencari keuntungan sepihak dengan cara memproduksi konten hoak. Informasi hoak yang antara lain berisikan berita kebohongan, fitnah, isu dan bahkan umpatan dan caci maki yang tidak jelas. Dengan ditemukannya informasi bohong atau hoak yang tersebar luas dan bebas di Media Sosial membuktikan bahwa masyarakat belum bijak menggunakan Media Sosial. Dengan membagi informasi yang kurang penting dan pada akhirnya menimbulkan perdebatan. Bahkan terkadang informasi tersebut dianggap benar dan dipercayai oleh sebagian masyarakat. Sehingga dampaknya luar biasa, menimbulkan keresahan di mana-mana.
         Di kalangan remaja Media Sosial sebenarnya bisa memberikan dampak positif dalam memperluas jaringan pertemanan, mempermudah mendapatkan informasi, dan juga berbagi informasi.  Karena kurang bijaknya dalam menggunakan Media Sosial, saat ini bukan nilai positif yang banyak didapatkan tetapi malah pada nilai negatif yang ada. Antara lain, dengan Media Sosial para remaja kecanduan menggunakan tanpa tahu waktu. Bahkan mereka bisa berjam-jam menghabiskan waktu hanya untuk bermedsos. Mereka kehilangan waktunya dalam komunikasi secara nyata, mereka akan kehilangan rasa empati terhadap lingkungan yaitu masyarakat sekitar. Semua komunikasi dilakukan lewat dunia maya. Selain itu juga menimbulkan lemahnya sopan santun di kalangan remaja saat ini. Dengan Media Sosial seringkali remaja berkomunikasi menggunakan bahasa yang kasar, bahasa yang mereka anggap sebagai bahasa gaul tetapi tidak sepantasnya. Mereka sangat lihai dan canggih dalam menggunakan Media Sosial, tetapi masih sangat rendah dalam menemukan manfaat yang sebenarnya.
Beberapa contoh di atas, menunjukkan dampak dari Media Sosial dimana korbannya adalah pengguna Media Sosial yang kurang bijak dalam memanfaatkan dan menggunakannya.
Media Sosial seakan-akan saat ini sudah menjadi candu. Sebelum semuanya terlambat, sebelum hal buruk terjadi, bertanyalah pada diri kita sendiri “Sudah Bijakkah saya berMedsos?”.
Dampak negatif dalam menggunakan Media Sosial masih bisa kita hindari apabila kita bisa bijak dalam menggunakan Media Sosial. Berikut ini adalah beberapa saran agar kita bijak dalam berMedsos, antara lain bisa mulai dengan cara :
  1. Pilah dan telaah segala bentuk informasi yang masuk. Jangan mudah percaya dengan berita ataupun postingan yang kita terima. Bisa jadi itu adalah berita hoak atau bohong. Harus kita cari kebenarannya terlebih dahulu sebelum meneruskan atau menyebar informasi tersebut.
  2. Kendalikan diri dalam menggunakan Media Sosial. Sampaikan tulisan dan hargai perbedaan pendapat orang lain dengan cara yang santun. Tahan emosi atau amarah. Seringkali dijumpai seseorang dalam kondisi marah menuliskan umpatan kemarahannya di Media Sosial. Hati-hati, Media Sosial bersifat publik. Jadi apa yang kita tuliskan di sana akan dibaca dan diketahui oleh banyak orang. Pada akhirnya akan merugikan kita sendiri dan bisa berujung pada perselisihan.
  3. Berpikir sebelum bertindak! Hati-hati dalam menuliskan dan meneruskan informasi dalam Media Sosial. Sangat dimungkinkan bahwa apa yang kita tulis bisa menyinggung atau bahkan melukai perasaan orang lain. Jadi pahamilah, bahwa apa yang kita tulis di satu sisi menyenangkan bagi diri kita tetapi di sisi lain bisa jadi memberikan rasa tidak nyaman bagi orang lain.
  4. Lahirkan inovasi baru. Bertukar gagasan dengan orang lain sehingga akan memunculkan  ide-ide baru. 
  5. Gunakan waktu sebaik mungkin. Jangan menghabiskan waktu hanya untuk hal yang tidak bermanfaat.

        Seiring dengan perkembangan dan kemajuan teknologi, keberadaan Media Sosial ini sebenarnya sangat penting sekali. Para pengguna Media Sosial harus bijak, harus cerdas dalam memanfaatkan. Tidak sekedar hanya menggunakan saja.  




Selasa, 03 Oktober 2017

Pertemuan Pertama, Belajar Menulis

Belajar Menulis, 21 September 2017
(Dwi Hartanti – SMAN 1 Prambanan Klaten)



Kenapa ada suatu ketertarikan untuk menulis?
Beberapa kali membaca tulisan beberapa teman di Facebook beserta dengan tautan yang seringkali disertakan. Akhir-akhir ini fokus dengan salah satu tulisan yang diposting teman facebook, sebut saja namanya Wijaya Kusuma, akrab disapa Om Jay.
Suatu ketika membaca wall Facebook Om Jay, dimana ada ajakan untuk kami yang ingin belajar menulis untuk tergabung dengan pelatihan guru menulis yang akan dibimbing Beliau lewat aplikasi media sosial WhatsApp. Jujur saya menunggu kesepatan seperti ini. Sudah lama ada keinginan untuk belajar dan mencoba menulis. Tapi masih bingung untuk memulainya.
Saya suka membaca, tapi untuk menulis dan menuangkan ide ke dalam bentuk tulisan yang bisa dinikmati orang lain seringkali muncul suatu rasa ketidak percayaan diri.
Hari Kamis, 21 September 2017 pertemuan pertama untuk kelas guru menulis resmi dibuka dan dimulai tepat jam 16.00 WIB dengan menggunakan media WhatsApp. Dalam kelompok ini ada sekitar 35 peserta yang tergabung dan Om Jay adalah guru dan juga pembimbing kami. Di awal pertemuan Beliau menyampaikan materi dengan tema “Menjadi Guru yang mampu menulis dan menerbitkan buku”. Dengan sabarnya Om Jay menuliskan kata-kata, yang terangkai dalam sebuah kalimat pembelajaran yang mudah kami pahami. Perlahan-lahan tapi pasti kami mulai membaca tulisan yang Om Jay sampaikan. Banyak pertanyaan yang mulai muncul dalam pembelajaran ini.
Saya tertarik dengan yang disampaikan Om Jay terkait dengan tulisan “kita bisa berbagi ilmu lewat tulisan”. Saya adalah seorang guru TIK SMA, dimana saat ini untuk mata pelajaran TIK di Kurikulum 2013 dihilangkan dan diganti dengan bimbingan TIK. Kami guru TIK tidak mendapatkan jadwal khusus untuk tatap muka di kelas. Ingin rasanya berontak. Saat ini sebisa mungkin kami tetap berusaha untuk tetap menyalurkan ilmu kepada siswa bagaimanapun caranya. Jujur saya akui, saya pribadi sebagai guru TIK sangat terbatas dalam berbagi ilmu kalau hanya mengandalkan tatap muka di kelas. Saya tergerak untuk bisa menulis.
Kita bisa berbagi ilmu dengan cara menulis. Dengan tulisan kita bisa mengemas ilmu dalam sebuah buku sehingga bisa tersebar dan dibaca oleh orang banyak. Kita bisa berbagi ilmu dan informasi kepada orang lain yang mungkin bagi orang lain informasi itu adalah hal baru bagi mereka. Dengan tulisan kita juga bisa terpacu untuk lebih kreatif, baik dalam mencari topik maupun dalam merangkai kata-kata.
Untuk menjadi seorang penulis seringkali kita terbentur dengan masalah bagaimana untuk memulainya? Menulis adalah suatu proses, jadi dibutuhkan suatu kesabaran. Dengan sebuah kesabaran akan didapatkan hasil yang gemilang. Untuk mengawali menulis kita harus fokus pada tujuan. Resikonya kita harus berjuang untuk bisa menggapainya. Seringkali terbentur keadaan, tidak sedikit yang akhirnya menyerah di tengah jalan. Jika kita ingin mencapai suatu tujuan kita harus mau bersusah payah, mau berjuang. Kalau kita menyerah, kita tidak mau berjuang, selamanya kita hanya bisa tidur terlelap dan hanya bisa bermimpi indah tanpa bisa mewujudkannya.

Awali menulis dengan pelan dan tanpa beban. Sebagai penulis pemula kita bisa mengawali dengan apa yang kita sukai dan apa yang kita kuasai. Di samping itu kita juga bisa menulis pengalaman pribadi maupun kisah nyata yang kita lihat dan kita rasakan dalam kehidupan sehari-hari. Seiring dengan berjalannya waktu tulisan yang kita hasilkan ini nanti akan berkembang dengan sendirinya.
Seringkali sebagai penulis pemula kita terbentur dengan ide ataupan kata-kata yang akan kita tuangkan dalam bentuk tulisan. Untuk memperbanyak ide, budayakan membaca, mencari banyak referensi. Seiring dengan kemajuan teknologi kita bisa menggali banyak informasi dari Internet. Kita bisa bersilaturahmi dan bertukar pikiran dengan teman. Kita kalangan guru, bisa berkolaborasi dan bisa saling menjadi editor dengan kawan guru lainnya. Kita bisa sharing dan bekerjasama. Growing Together.
Tetap semangat untuk bekerja sama. Mari kita giatkan budaya menulis di kalangan guru, sehingga guru benar-benar bisa menjadi insan yang cendekia, yang bisa berbagi ilmu tanpa ada batas dan penghalangnya.

Pertemuan pertama sungguh sangat berkesan, banyak ilmu yang sudah kami dapatkan. Semoga apa yang sudah kita lalui ini selalu bisa menumbuhkan semangat untuk kita kalangan guru dalam menulis untuk menyebarkan ilmu serta informasi yang bermanfaat bagi orang banyak. Selalu semangat untuk belajar dan mendapatkan ilmu pengetahuan baru bersama Om Jay dan juga teman-teman satu kelompok.

Ciao…semangat selalu!!!

(22 September 2017- Tanti)
Cute Bow Tie Hearts Blinking Blue and Pink Pointer